Macam macam cara pasukan khusus di indonesia
1. Kopassus TNI-AD:
Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Bala Pertahanan Pusat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Daratyang memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat. Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi penumpasan DI/TII, operasi militerPRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasanG30S/PKI,
Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma, serta berbagai operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan tugas operasi yang bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada satuan KOPASSUS tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh. Contoh operasi KOPASSUS yang pernah dilakukan dan tidak diketahui publik seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu pengumpulan informasi untuk di kordinasikan dengan pihak Amerika Serikat (CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua nugini.
Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.
2.Sat Gultor 81 Kopassus
Seperti apakah kehebatan Den-81 atau yang kerap disebut SAT-81/ Gultor Kopassus ini? Sepak terjang kehebatan pasukan khusus ini terbukti dengan berhasilnya berbagai operasi militer yang dilakukan TNI.
Kesatuan khusus ini didirikan oleh para alumnus operasi pembebasan pesawat Garuda Indonesia yang dibajak oleh teroris pada 1981. Lalu pada 30 Juni 1982, Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha didirikan dengan komandan pertama Mayor Inf. Luhut Binsar Panjaitan dengan wakil Kapten Inf. Prabowo Subianto.
Kemudian, kedua perwira tersebut dikirim untuk mengambil spesialisasi penanggulangan teror ke GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9) Jerman. Satuan-81 merupakan ujung tombak pertahanan dan keamanan Republik Indonesia.
Tidak seperti satuan lain yang selalu memamerkan kegiatan mereka, SAT-81 cenderung lebih tertutup. Visi dan misi SAT-81 adalah untuk "Tidak diketahui, tidak terdengar, dan tidak terlihat".
Secara organisatoris, Gultor langsung di bawah komando dan pengendalian Komandan Jendral Kopassus. Gultor saat ini dipimpin perwira menengah berpangkat kolonel. Proses rekrutmen prajurit Gultor dimulai sejak seorang prajurit selesai mengikuti pendidikan para dan komando di Batujajar.
Kemudian mereka akan ditempatkan di satuan tempur Grup 1 dan Grup 2, baik untuk orientasi atau mendapatkan pengalaman operasi. Saat ini SAT-81 anti teror adalah salah satu perangkat BIN (Badan Intelijen nasional) di dalam operasi khusus yang bersifat paramiliter.
Dengan kemampuan khusus yang dimilikinya ini, SAT-81 Gultor Kopassus diyakini mampu membebaskan KM Sinar Kudur yang dibajak oleh perompak Somalia. Seperti diberitakan sebuah kapal milik Indonesia MV Sinar Kudus sejak 16 Maret lalu disandera di perairan Aden, Somalia. Kapal yang membawa 20 ABK termasuk Kapten Kapal Slamet Djuari itu disandera dalam perjalanan menuju Laut Merah dengan tujuan akhir Belanda.
Perompak yang menyandera kapal yang juga mengangkut nikel milik PT Aneka Tambang senilai Rp1, 535 triliun itu sudah meminta tebusan bahkan menaikkannya dari semula 2,6 juta dollar Amerika menjadi 3,5 juta dollar Amerika. Perompak sempat menurunkan tuntutan nilai tebusan menjadi 3 juta dollar. Mereka kemudian mengancam akan menaikkan nilai tembusan hingga 9 juta dollar Amerika jika pemerintah Indonesia tidak juga memenuhinya.
3. Kopaska TNI-AL
Komando Pasukan Katak atau lebih dikenal dengan sebutan Kopaska didirikan 31 Maret 1962 oleh Presiden Sukarno untuk mendukung kampanye militer di Irian Jaya.
Kopaska berkekuatan 300 orang. Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya. Tugas utama mereka adalah menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan kekuatan amfibi.
Komando Pasukan Katak disingkat KOPASKA adalah pasukan khususdari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.
Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air termasuksabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism . Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
4. Phaskhas TNI-AU:
Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga), merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI-AU. Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra: laut, darat, udara. Dalam operasinya, tugas dan tanggungjawab Paskhas lebih ditujukan untuk merebut dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh, untuk selanjutnya menyiapkan bagi pendaratan pesawat kawan. Kemampuan ini disebut dengan Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD).
5.
Kostrad Tontaipur:
Peleton Intai Tempur (Tontaipur) merupakan satuan elite Kostrad terbaru, diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2001. Setelah latihan secara intensif selama lima bulan, 97 pasukan yang diseleksi dari Brigade Infantri 9 dan Brigade Infantri 13 Kostrad menjadi prajurit-prajurit pertama satuan elite ini.
Sesuai kualifikasinya, Tontaipur akan diterjunkan untuk misi pengintaian jarak jauh ke wilayah musuh dan melakukan penghancuran terhadap sasaran-sasaran penting.
Diantara perlengkapan yang dibawa, mereka akan dibekali senapan serbu khusus berikut teropong bidik malam (NVG/ Night Vision Goggle). Para pasukan ini masing-masing memiliki berbagai keahlian di 3 tempat, yaitu: darat, laut dan udara.
Misi pertama sekaligus uji coba pertama dari pasukan Kostrad Tontaipur adalah penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).